Upaya Menghadapi Tantangan Era New Normal Pada Warga Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya

Authors

  • khaerul syobar STKIP Pasundan
  • Linda Nurhasanah

DOI:

https://doi.org/10.37742/aksararaga.v4i1.107

Keywords:

Era New Normal, Kearifan Lokal, Kampung Naga, Ketahanan Sosial-Ekonomi, Digitalisasi Ekonomi, Pariwisata Berbasis Budaya, Adaptasi Masyarakat Adat.

Abstract

Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang luas terhadap berbagai sektor kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya. Komunitas adat seperti warga Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di era New Normal, terutama dalam hal ketahanan ekonomi, pelestarian budaya, dan penerapan standar kesehatan baru. Kampung Naga, yang selama ini mengandalkan sektor pariwisata berbasis budaya serta kegiatan ekonomi tradisional, mengalami penurunan jumlah wisatawan secara drastis, yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu, keterbatasan akses terhadap teknologi dan informasi modern menjadi kendala dalam adaptasi terhadap digitalisasi ekonomi yang semakin berkembang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi adaptasi warga Kampung Naga dalam menghadapi tantangan era New Normal, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi literatur terkait dengan aspek sosial-ekonomi, budaya, serta kebijakan pemerintah dalam mendukung ketahanan masyarakat adat pasca-pandemi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga Kampung Naga mengadopsi beberapa strategi utama dalam mempertahankan keberlangsungan hidup mereka, di antaranya: (1) Diversifikasi ekonomi berbasis kearifan lokal, dengan memperluas produksi dan pemasaran hasil pertanian organik, kerajinan tangan, serta produk budaya khas Kampung Naga melalui jalur pemasaran digital; (2) Penguatan ketahanan sosial dan kesehatan, dengan menggabungkan praktik tradisional seperti penggunaan obat herbal dengan standar kesehatan modern, termasuk penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari dan sektor pariwisata; (3) Adaptasi sektor pariwisata berbasis budaya, melalui penerapan konsep wisata berkelanjutan dan ekowisata yang lebih eksklusif, pembatasan jumlah wisatawan, serta pengembangan tur virtual yang memungkinkan wisatawan menikmati budaya Kampung Naga secara daring; dan (4) Pemanfaatan teknologi digital secara terbatas melalui keterlibatan generasi muda dalam pemasaran dan promosi produk budaya melalui media sosial serta platform perdagangan digital.

Meskipun strategi ini telah membantu warga Kampung Naga dalam bertahan di era New Normal, beberapa tantangan utama masih dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur teknologi, ketergantungan ekonomi pada sektor pariwisata, serta kesenjangan akses terhadap sumber daya pelatihan dan pendidikan digital. Oleh karena itu, diperlukan dukungan lebih lanjut dari pemerintah, akademisi, dan organisasi non-pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dan teknologi masyarakat adat, sehingga mereka dapat lebih adaptif terhadap perubahan global tanpa kehilangan identitas budaya mereka. Dengan strategi yang tepat, Kampung Naga dapat menjadi model sukses bagi komunitas adat lainnya dalam menghadapi tantangan era New Normal, dengan menyeimbangkan pelestarian budaya dan inovasi ekonomi berbasis kearifan lokal.

Downloads

Published

2022-04-18